Pages

 

Senin, 14 Februari 2011

PENERIMAAN TENAGA KESEHATAN HAJI 2011

0 komentar
Kementerian Kesehatan membuka pendaftaran untuk Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) Tahun 2011 M/1432 H. Pendaftaran dilakukan secara online pada tanggal 15 Februari 2011 jam 05.00 melalui website www.puskeshaji.depkes.go.id. PKHI yang dibutuhkan sebanyak 1.782 orang masing-masing untuk Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) kloter dan Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bidang kesehatan. TKHI kloter adalah petugas kesehatan yang menyertai jemaah haji dalam kelompok terbang (Kloter). Jumlah yang dibutuhkan sebanyak 1.476 orang terdiri dari 492 dokter dan 984 perawat. Sementara PPIH Arab Saudi bidang kesehatan yang dibutuhkan sebanyak 306 orang, terdiri dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat, analis kesehatan, radiographer, ahli rekam medik, teknisi elektromedik, nutrisionis dan dietisian, tenaga farmasi, sanitasi dan surveilans serta petugas sistem komputerisasi haji terpadu (Siskohat).

Persyaratan melamar meliputi umum dan khusus. Persyaratan umum meliputi  Warga Negara Indonesia yang beragama Islam (PNS, TNI, POLRI, PTT maupun Pegawai Swasta), berbadan sehat, baik fisik maupun mental, berusia maksimal 55 tahun, mempunyai pendidikan atau keahlian sesuai dengan bidang tugasnya yang dinyatakan dengan ijazah yang dimiliki calon petugas kesehatan haji. Bagi petugas kesehatan wanita tidak dalam keadaan hamil. Mempunyai keahlian kedaruratan dan prestasi kerja serta disiplin yang baik, dibuktikan dengan surat keterangan dari atasan langsung. Suami-isteri tidak boleh mengajukan lamaran sebagai petugas kesehatan haji pada musim haji yang sama. Bersedia bekerja sesuai dengan tempat tugas dan jadwal yang sewaktu-waktu dapat berubah sesuai kebutuhan.
Persyaratan khusus, untuk TKHI Kloter yaitu untuk dokter mempunyai sertifikat ATLS, ATCLS, ACLS, GELS, memiliki surat ijin praktek (SIP), melakukan praktik kedokteran dengan rekomendasi Dinas Kesehatan setempat. Sedangkan untuk perawat/perawat bidan  memiliki sertifikat BTLS, BTCLS, BCLS, Emergency Nursing atau PPGD, memiliki surat ijin perawat (SIP) dan surat ijin kerja perawat (SIKP) atau SIB, melakukan praktik keperawatan dengan rekomendasi Dinas Kesehatan setempat.

Persyaratan khusus untuk PPIH yaitu dokter gigi, dokter umum dan dokter spesialis (penyakit dalam, jantung pembuluh darah, paru, jiwa, syraf dan bedah). Untuk perawat yaitu pendidikan minimal D3, diutamakan perawat di IGD, ICCU dan ICU, IW, perawat geriatri dan bedah. Untuk Analis kesehatan  minimal pendidikan D3, analis kesehatan bekerja di instalasi laboratorium. Radiografer, pendidikan minimal D3 penata rontgen atau radiodiagnostik dan radio terapi bekerja di instalasi radiologi rumah sakit. Ahli rekam medik, pendidikan minimal D3 rekam medik bekerja di unit rekam medik rumah sakit, mahir menggunakan komputer MS Word dan MS Excell. Teknisi elektromedik, pendidikan minimal D3 Teknik Elektromedik, bekerja di unit pelayanan elektromedik dan pengalaman kerja minimal 5 tahun. Nutrisionis dan Dietisian, pendidikan minimal D3 Gizi, bekerja sebagai ahli dietetik di rumah sakit. Tenaga farmasi, pendidikan minimal D3 farmasi diutamakan bekerja di instalasi farmasi dan/atau apotek, mahir mengoperasikan program MS Word dan Excell dan internet. Sanitasi dan surveilans, pendidikan minimal D3 kesehatan masyarakat, diutamakan bekerja di bidang sanitasi dan/atau epidemiologi, mahir mengoperasikan MS Word, Excell dan internet. Petugas Siskohat, pendidikan minimal D3, mahir mengoperasikan program MS Word, MS Excell dan menguasai operasional internet/wifi dan jaringan.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-500567, 30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it , info@depkes.go.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it , kontak@depkes.go.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it .
Read more...

Selasa, 08 Februari 2011

Mengapa kita harus berbekam?

0 komentar
Sabda Rasulullah SAW : “Jibril memberitahukan padaku bahwa Hijamah merupakan pengobatan paling bermanfaat bagi manusia.” Hijamah (Bekam) adalah teknik pengobatan dengan cara mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh melalui permukaan kulit dengan tusukan jarum atau sayatan pisau bedah .

Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk ber-bekam yang ternyata merupakan metode detoksifikasi racun dalam tubuh yang terbaik. Beberapa manfaat yang dirasakan yaitu dapat melancarkan peredaran darah, merangsang pembentukan sel darah merah baru, meningkatkan system imunitas, mencegah timbulnya kanker, dll.(sumber Klinik sehat)
Read more...

Minggu, 06 Februari 2011

Manajemen perawatan luka bakar

3 komentar
Manajemen perawatan luka bakar

Pencegahan infeksi
Infection control adalah komponen utama dalam manajemen luka bakar. Infection control dibutuhkan untuk manajemen luka bakar untuk mengontrol transmisi mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi atau kolonisasi. Infection control itu meliputi penggunaan sarung tangan, penutup kepala, masker, penutup sepatu, dan apron plastik. Staf dan pengunjung tidak diperbolehkan untuk kontak dengan klien jika memiliki infeksi kulit, saluran gastrointestinal atau pernapasan.
Memberikan support metabolik
Mempertahankan nutrisi yang adekuat selama fase akut dalamluka bakar adalah penting dalam membantu penyembuhan luka dan pengontrolan infeksi. BMR bisa meningkat 40-100% lebih tinggi dibandingkan normal, tergantung luasnya luka. Pemberian nutrisi yang agresiv dibutuhkan untuk menangani peningkatan kebutuhan energi untuk membantu penyembuhan dan mencegah efek katabolisme yang tidak diinginkan.
Meminimalisir nyeri
Nyeri adalah masalah yang signifikan selama klien dirawat di rumah sakit. Selama fase akut, dilakukan percobaan untuk menemukan kombinasi medikasi dan intervensi yang tepat untuk meminimalisir ketidaknyamanan dan nyeri yang berhubungan dengan luka.
Perawatan luka
Pembersihan luka. Hidroterapi tetap menjadi pilihan utama dalam penangan luka bakar untuk membersihkan lukanya. Caranya adalah dengan pencelupan, penyiraman atau penyemprotan. Sesi 30 menit atau kurang hidroterapi optimal untuk klien dengan luka bakar akut. Waktu yang lebih lama dapat meningkatkan kehilangan sodium melalui luka bakar dan dapat menyebabkan kehilangan panas, nyeri dan stress. Selama hydroterapi, luka dicuci dengan salah satu jenis larutan. Perawatan dilakukan untuk meminimalisisr perdarahan dan mempertahankan temperatur tubuh selama prosedur. Klien yang tidak dapat diikutkan hydroterapi adalah mereka yang hemodinamiknya tidak stabil dan mereka yang menjalankan cangkok kulit. Jika hydroterapi tidak digunakan, luka dibersihkan ketika klien di atas tempat tidur dan sebelum pemberian antimicrobial agent.
Debridement. Debridement luka bakar adalah pengangkatan eschar. Debridemen luka bakar dilakukan melaluii cara mekanik, enxzimatik, dan bedah. Mekanikal debridemen dapat dilakukan dengan penggunaan gunting dan forcep dengan hati-hati untuk mengangkat dan menghilangkan eschar yang sudah mudah terlepas. Penggantian balutan basah-kering adalah cara efektif debridemen yang lain.
Enzimatik debridemen adalah dengan pemberian protealitic dan fibrinolitik toikal pada luka bakar yang dapat memudahkan pelepasan eschar. Enzimatik debridemen tidak digunakan secara luas karena memiliki beberapa efek samping yang serius.
Surgical debridemen adalah tindakan eksisi eschr dan penutupan luka. Awal eksisi surgical dimulai selama minggu pertama setelah cedera, segera sesudah klien hamiknya stabil. Keuntungan dari eksisi segera adalah mobilisasi lebih cepat dan mengurangi lamanya waktu hospitalisasi. Kerugiannya adalah risiko mengeksisi jaringan viable yng dapat sembuh dengan sendirinya.
Pemberian antimikrobial topikal
Awal penanganan luka deep partial-thickness atau full thickness adalah dengan anti mikrobial. Obat ini diberikan 1-2 kali setelah pembersihan, debridemen, dan inspeksi luka. Perawat mengkaji untuk pelepasan eschar, adanya granulasi atau reepitelisasi jaringan, dan manifestasi infeksi. Luka bakar diobati dengan teknik balutan terutup atau terbuka. Untuk metode terbuka, antimikrobial diolesi dengan tangan yang bersarung tangan dan luka dibiarkan terbuka tanpa dibalut. Keuntungannya adalah memudahkan untuk melihat luka, lebih bebas untuk bergerak, dan lebih mudah dalm melakukan perawatan luka. Kerugiannya diantaranya adalah peningkatan risiko hipotermia karena terekspos. Pada metode tertutup, balutan diberikan antimikrobial kemudian digunakan untuk menutup luka. Keuntungannya adalah menurunkan evaporasi cairan dan kehilangan panas dari permukaan luka. Selain itu, balutan dapat membantu dalam debridemen. Kerugiannya adalah mobilitas terbatas dan berpotensi untuk penurunan keefektifan latihan ROM. Pengkajian luka juga jadi terbatas hanya padasaat penggantian balutan dilakukan.
Memaksimalkan Fungsi
Mempertahankan fungsi yang optimal klien dengan luka bakar adalah tantangan bagi seluruh anggota tim. Program individual seperti splinting, latihan, ambulasi, melakukan ADL, terapi penekanan sebaiknya dilakukan pada fase akut untuk memaksimalkan fungsi pada penyembuhan dan kosmetik outcome. Latihan ROM aktif dilakukan pada awal fase akut untuk meningkatkan resolusi dari edema dan mempertahankan kekuatan dan fungsi ssendi. Selain itu, ADL efektif untuk mempertahankan fungsi dan ROM. Ambulasi juga mempertahankan kekuatan dan ROM pada ekstremitas bawah dan sebaiknya dimulai segera setlah klien stabil secara fisiologis. ROM pasif dan peregangan harus menjadi bagian dari pengobatan harian jika klien tidak dapat melakukan latihan ROM aktif. Splint digunakan untuk mempertahankan posisi sendi yang tepat dan mencegah atau memperbaiki kontraktur.
Memberikan suport psikologi
Periode terpanjang penyesuaian diri terjadi selama fase akut. Penderita luka bakar dewasa dapat menujukkan respon emosional dan psikologi yang bervariasi. Biarkan klien mengekspresikan kekhawatiran dan memvalidasi bahwa mereka ?normal? penting dalam pemberian dukungan. Jadi pendengan yang aktif dan biarkan klien membicarakan tentang kecelkaannya. Menceritakan kembali secaradetail dan berulang-ulang tentang kejadian sangat berguna untuk menurunkan kepekaan klien terhadap ketakutan dan mimpi buruk. Melibatkan klien dalam perawatan diri mereka sendiri membantu mereka untukmerasa adanya pengontrolan yang berada di bawah tanggung jawabnya. Intervensi seperti ini telah terbukti efektif dalam mensuport kebutuhan psikologi klien.


Read more...